Kamis, 31 Januari 2013


Maafkan aku

Takbisa kulupa saat-saat indah bersamamu,
Semua cerita mungkin kini hanya tinggal kenangan,
Ku  harus pergi, meniggalkanmu di dalam sepi ku,
Bukan ingin ku, tuk menyakiti perasaan mu,
Maafkan aku,,,

Maafkan aku,,,
Yang tak bisa menunggu hatimu,
Lipakan saja diriku untuk slamalamanya,
Kuharus pergi, meninggalkan mu di dalam sepiku,
Bukan ingin ku,tuk menyakiti perasaan mu,
Maafkan aku,,,,

Tidurlah sayang ku mentari tlah menunggu,
sambutlah pagi nanti dengan hati tersenyum,
Bermimpilah cinta dengan segenap rasa,
Kini tibalah saatnya kita harus berpisah,

                                Tidurlah sayang ku mentari tlah menunggu,
                                sambutlah pagi nanti dengan hati tersenyum,
                                Bermimpilah cinta dengan segenap rasa,
                                Kini tibalah saatnya kita harus berpisah,

Maafkanlah aku, yang tak bisa menunggu,
Lupakan saja diri ku, untuk slamalamanya,


Sinar Mentari


Apa hari ini mentari kan bersinar,
Sinarannya member arti,
Arti hari ini kan tak berarti,

Termenung di sudut ruang,
Nyanyian gambang terdengar keras,
Entah apa yang di sampaikannya,

Akupun tak mengerti arti,
Hanya sebuah fatamorgana belaka,
Curahan yang di rekayasa,

Tak sesuai dengan apa yang kurasa,

Perhatikan saja dia,
Perdulikan saja dia,
Bersenang-senanglah bersamanya,

Biar ku lebih baik sendiri,
Nyanyikanlah lirik luka menggores hati kepada ku,
Berilah sejuta kata hiasan rekayasa dunia,

Ku tak bermakna,
Ku terbuang,
Disini ku terdiam,

Tak usah merasa apa dari ku,
Semua tak bernilai di matamu,
Anggap saja kelabu,

Tuhan,,,,,,,
Sampaikan sayangku kepadanya,
Rasakan kasih ku kepadanya,
Beri ia kebahagiaan,
Bukan dariku dia merasa senang,

Cukup aku yang merasakan,
Jangan pernah kirim perasaan sayangnya kepadaku,
Ku takut mengartikannya,
Lebih baik ku sendiri,
Menguntai hari pasti,

Hati ini tlah terbiasa tergores,
Luka sakit ku tahan sendiri,
Takkan pernah ada yang tau,

Dia yang berjasa di mataku,
Dia yang bermakna dalam hidupku,
Dia yang paling utama dihatiku,

Oh tuhan,
Maafkan hambamu ini,
Kuingin bahagia walau tak bersamanya,
Semakin ku member arti,
Goresan kan semakin menusuk lara,

Biarlah ku menentukan jalan hidup ini,
Bising orang lain kan lebih bermakna,

Hanya aku berdiri, sendiri, dan berlari,,,

Inilah akhir ceritaku,

Rabu, 24 Oktober 2012

CERITA INI MASIH PANJANG


Malam ini ke 25,
Hari pertama di usia baru ku,

Enkau yang telah memberku usia,
Kau yang telah membuat hidupku penuh warna,
Menemani disetiap detik tanpa lelahmu,
Mendengar disetiap bisik dukaku,
Meliahat disetiap aktifitasku,
Menyapa disetiap kebimbanganku,
Member hari pasti penuh arti,
Ku selalu mengingatmu ya Robb,,,,

                Kau wanita yang selalu di hatiku,
                Kau yang memberiku alur kehidupan,
                Kau pula yang mengenalkanku pada dunia,
                Pemilik hati nan sabar penuh makna,
                I Always Love You Mom,,,,

Mengasuh disetiap waktu sibukmu,
Menemani di setiap kesendirian ku,
Pemberi kata pembangkit jiwa,
Pemilik hati yang setia,

                                Hari ini awal kehidupan baruku,
                                Kehidupan yang kan ku rngkai dengan penuh ukiran,
                                Malam ini sebagai saksi baruku,
                                Malm yang sunyi tanpa desing,
                               
Dahulu adalah kenangan,
Dahulu adalah sebuah sejarah,
                Kini adalah sebuah jalan yang sedang ku lalui,
                Kini adalah sesuatu yang sadang ku rasakan,
                                Esok sebuah cerita kehidupan tlah tersusun,
                                Esok adalah masa depan ku,
Semua kan bersaksi pada waktu,
Waktu pengarah jalan cerita ini,

Teringatku pada masa lalu,
Masa penuh kebahagiaan,
Penuh kebebasan tanpa beban,
Hanya mereka yang selalu mengalah,
Mereka yang selalu menghibur,
Memberikan ku hari-hari penuh keceriaan,
Thanks for all my Family,,,

                                Kenangan ini meneteskan airmataku,
                                Airmata kebahagiaan yang ku syukuri,
                Aku ada karena mereka di sisiku,
Menemani disetiap hari-hariku,
Mengajariku tentang arti hidup,

Kini pandanganku songsongkan ke depan,
Pandangan ku lihat jauh kedepan,
Merangkai hari masa depan ku,
Merangkai hari kebahagiaan yang setia,
Dia yang setia menemani hidup ku,
Dia yang slalu peduli denganku,
Kita kan saling melengkapi,
Sampai dikehidupan kekal nanti,

Cerita ini masih panjang,,,,,,,,,

Minggu, 07 Oktober 2012

Andai Dia Bisa Hidup Sehari Lagi


Cerpen Sendu......  
Andai Dia bisa hidup sehari lagi


Cerita ini adalah kisah nyata.....

Mari kita mulai ceritanya....

Peter dan Tina sedang duduk bersama di taman kampus tanpa melakukan apapun, hanya memandang langit sementara sahabat-sahabat mereka sedang asik bercanda ria dengan kekasih mereka masing-masing.


Tina: "Duh bosen banget. Aku harap aku juga punya pacar yang bisa berbagi waktu denganku."
Peter: "kayaknya cuma tinggal kita berdua deh yang jomblo. cuma kita berdua saja yang tidak punya pasangan sekarang." (keduanya mengeluh dan berdiam beberapa saat)
Tina: "Kayaknya aku ada ide bagus deh. kita adakan permainan yuk?"
Peter: "Eh? permainan apaan?"
Tina: " Eng. .. gampang sih permainannya. Kamu jadi pacarku dan aku jadi pacarmu tapi hanya untuk 100 hari saja. gimana menurutmu?"
Peter: "baiklah... lagian aku juga ga ada rencana apa-apa untuk beberapa bulan ke depan."

Tina: "Kok kayaknya kamu gak terlalu niat ya... semangat dong! hari ini akan jadi hari pertama kita kencan. Mau jalan-jalan kemana nih?"
Peter: "Gimana kalo kita nonton saja? Kalo gak salah film The Troy lagi maen deh. katanya film itu bagus"
Tina: "OK dech.... Yuk kita pergi sekarang. tar pulang nonton kita ke karaoke ya... ajak aja adik kamu sama pacarnya biar seru."
Peter : "Boleh juga..."
(mereka pun pergi nonton, berkaraoke dan Peter mengantarkan Tina pulang malam harinya)


Hari ke 2:


Peter dan Tina menghabiskan waktu untuk ngobrol dan bercanda di kafe,
suasana kafe yang remang-remang dan alunan musik yang syahdu membawa hati mereka pada situasi yang romantis.
Sebelum pulang
Peter membeli sebuah kalung perak berliontin bintang untuk Tina.


Hari ke 3:


Mereka pergi ke pusat perbelanjaan untuk mencari kado untuk seorang sahabat Peter. Setelah lelah berkeliling pusat perbelanjaan, mereka memutuskan membeli sebuah miniatur mobil mini. Setelah itu mereka beristirahat duduk di foodcourt, makan satu potong kue dan satu gelas jus berdua dan mulai berpegangan tangan untuk pertama kalinya.


Hari ke 7:


Bermain bowling dengan teman-teman Peter. Tangan tina terasa sakit karena tidak pernah bermain bowling sebelumnya. Peter memijit-mijit tangan Tina dengan lembut.


Hari ke 25:


Peter mengajak Tina makan malam di Ancol Bay . Bulan sudah menampakan diri, langit yang cerah menghamparkan ribuan bintang dalam pelukannya.
Mereka duduk menunggu makanan, sambil menikmati suara desir angin berpadu dengan suara gelombang bergulung di pantai. Sekali lagi Tina memandang langit, dan melihat bintang jatuh.


Dia mengucapkan suatu permintaan dalam hatinya.


Hari ke 41:


Peter berulang tahun. Tina membuatkan kue ulang tahun untuk Peter.
Bukan kue buatannya yang pertama, tapi kasih sayang yang mulai timbul dalam hatinya membuat kue buatannya itu menjadi yang terbaik. Peter terharu menerima kue itu, dan dia mengucapkan suatu harapan saat meniup lilin ulang tahunnya.


Hari ke 67:


Menghabiskan waktu di Dufan. Naik halilintar, makan es krim bersama,dan mengunjungi stand permainan. Peter menghadiahkan sebuah boneka teddy bear untuk Tina, dan Tina membelikan sebuah pulpen untuk Peter.


Hari ke 72:


Pergi Ke PRJ. Melihat meriahnya pameran lampion dari negeri China .
Tina penasaran untuk mengunjungi salah satu tenda peramal.
Sang peramal hanya mengatakan "Hargai waktumu bersamanya mulai sekarang"......kemudian peramal itu meneteskan air mata.


Hari ke 84:


Peter mengusulkan agar mereka refreshing ke pantai.
Pantai Anyer sangat sepi karena bukan waktunya liburan bagi orang lain.
Mereka melepaskan sandal dan berjalan sepanjang pantai sambil berpegangan tangan, merasakan lembutnya pasir dan dinginnya air
laut menghempas kaki mereka. Matahari terbenam, dan mereka berpelukan
seakan tidak ingin berpisah lagi.


Hari ke 99:


Peter memutuskan agar mereka menjalani hari ini dengan santai dan sederhana. Mereka berkeliling kota dan akhirnya duduk di sebuah taman kota .


Tina: "Aku haus. Istirahat dulu yuk sebentar. "
Peter: "Tunggu disini, aku beli minuman dulu. Aku mau teh botol saja. Kamu mau minum apa?"
Tina: "Aku saja yang beli. kamu kan capek sudah menyetir keliling kota hari ini.
Sebentar ya" Peter mengangguk. kakinya memang pegal sekali karena dimana-mana Jakarta selalu macet.

15:30 pm


Peter sudah menunggu selama 10 menit dan Tina belum kembali juga.
Tiba-tiba seseorang yang tak dikenal berlari menghampirinya dengan wajah panik.


Peter : " Ada apa pak?"
Orang asing: " Ada seorang perempuan ditabrak mobil. Kayaknya perempuan itu adalah temanmu" Peter segera berlari bersama
dengan orang asing itu. Disana, di atas aspal yang panas terjemur terik
matahari siang,tergeletak tubuh Tina bersimbah darah, masih memegang botol minumannya.


Peter segera melarikan mobilnya membawa Tina ke rumah sakit terdekat.
Peter duduk diluar ruang gawat darurat selama 8 jam 10 menit.
Seorang dokter keluar dengan wajah penuh penyesalan.


23:53 pm


Dokter: "Maaf, tapi kami sudah mencoba melakukan yang terbaik. Dia masih bernafas sekarang tapi Yang kuasa akan segera menjemput.
Kami menemukan surat ini dalam kantung bajunya."


Dokter memberikan surat yang terkena percikan darah kepada Peter dan dia segera masuk ke dalam kamar rawat untuk melihat Tina. Wajahnya pucat tetapi terlihat damai. Peter duduk disamping pembaringan tina dan
menggenggam tangan Tina dengan erat. Untuk pertama kali dalam hidupnya Peter merasakan torehan luka yang sangat dalam di hatinya.


Butiran air mata mengalir dari kedua belah matanya. Kemudian dia mulai membaca surat yang telah ditulis Tina untuknya.


Dear Peter...sayang


ke 100 hari kita sudah hampir berakhir. Aku menikmati hari-hari yang kulalui bersamamu. Walaupun kadang-kadang kamu jutek dan tidak
bisa ditebak, tapi semua hal ini telah membawa kebahagiaan dalam hidupku. Aku sudah menyadari bahwa kau adalah pria yang berharga dalam hidupku.


Aku menyesal tidak pernah berusaha untuk mengenalmu lebih dalam lagi sebelumnya. Sekarang aku tidak meminta apa-apa, hanya berharap kita bisa memperpanjang hari-hari kebersamaan kita. Sama seperti yang
kuucapkan pada bintang jatuh malam itu di pantai, Aku ingin kau menjadi cinta sejati dalam hidupku. Aku ingin menjadi kekasihmu selamanya dan berharap kau juga bisa berada disisiku seumur hidupku. Peter, aku sangat
sayang padamu.


23:58


Peter: "Tina, apakah kau tahu harapan apa yang kuucapkan dalam hati saat meniup lilin ulang tahunku? Aku pun berdoa agar Tuhan mengijinkan kita bersama-sama selamanya.


Tina, kau tidak bisa meninggalkanku! hari yang kita lalui baru berjumlah 99 hari! Kamu harus bangun dan kita akan melewati puluhan ribu hari bersama-sama! Aku juga sayang padamu, Tina. Jangan tinggalkan aku, jangan biarkan aku kesepian!


Tina, Aku sayang kamu...!"

Jam dinding berdentang 12 kali.... jantung Tina berhenti berdetak.
Hari itu adalah hari ke 100...


PS:


Katakan perasaanmu pada orang yang kau sayangi sebelum terlambat.
Kau tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi besok.
Kau tidak akan pernah tahu siapa yang akan meninggalkanmu dan tidak akan pernah kembali lagi.


True love doesn't have a happy ending,

because true love never ends....

Minggu, 30 September 2012

Ukiran Hidup



Kulihat bulan namun tak menampakkan diri,
Kulirik sang bintang tertutup oleh kabut hitam,
Saru redup pancaran sinarnya nampak terlihat,

Bulan ini penuh arti,
Arti yang berbeda di hati,

Bayanganmu tak sanggup ku lampaui,
Semua tak mengerti arti,
Aku menagis sendiri,
Ratapan ini sangat menyakiti,
Rasa ini taak sanggup ku lalui,

Aku tak mengerti semua  ini,
Berat rasa kun nanti,

Ya tuhan,
Berilah hati ini kesejukan,
Biarkan lubuk ni merasa tenang,
Cahaya mu member arah,
Lentera kehidupan ku tujukan padamu,

Aku ingin terlepas dari semua ini,
Aku ingin bebeas dari perasaan ini,

Aku tau,
Aku yakin,
Cepat atau lambat semua kan terjadi,
Waktu kan menjadi saksi,
Air mata ini kan menanti,

Niatanku tak berarti lagi,
Impianku harus sirna,

Semua kan bebrbekas di hati,
Goresan luka ini kan mengukir kehidupanku,
Kegetiran hati ini tak bias terbendung,
Sakit yang ku rasa, tak berarti di matamu,

Aku sakit,
Aku terluka,
Aku jatuh,
Bagaikan dahan yang dengan mudahnya terombang ambing ribuan gelombang,
Ribuan terjangan ombak ku alami,

Namun mengapa hati ini berat tuk terlepas,,

Ku ingin mengobati lukaini sendiri,
Ku ingin membuka lembaran baru,
Lembaran yang kan ku ukir cerita hidupku yang baru,
 New Life

Minggu, 26 Agustus 2012

Feeling

           Tuk yang pertama kalinya,
           Malam semakin kelam,
    Langit seakan tak berparas,
    Hembusan angin laksana bisikan sayup syahdu di kalbu,
Hentakan dentingan detikpun turut berbagi arti,
Teringat akan masa laluku,
Milyaran detik yang telah terlewatkan,
Seakan pekat akan tuntutan angan,
Berbagi arti dengan nurahi,
Menuju suatu yang tak terarah,
Kau yang pertama terasa, ku tau itu ….!,
Entah apa yang harus dipikirkannya,
Apakah waktu kan menjawab?
kenangan tak mungkin kan berulang,
rajutan kisah masih terus berjalan,
                        saat rindu ku pun menyapa,
                        saat angan tertuju padanya,
                        kuharap dia mendengar itu,
                        peka akan rasa,
                        beda kan saling bermakna,
asa penuju rasa,
seakan busur panah tertuju pada satu arah,
sesaat kan bermakna,
selamanya kan bersama,
member arti sebuah sanubari, 
                                                  artikanlah perasaan ini,
                       terjemahkanlah dalam bahasa hati,
                              yang berawal dari yang tak disadari,
terwujud dalam sebuah mimpi,
termenung namun tak berarti,
paras pesona terus terbayang,
apa busuran panah kan tertuju?
Tersenyum bukan sebuah jawaban,
Sapaan hempasan angin sayup terdengar,
Emm,,,,
Bising memang terdengar,
Janggal bila tak  dimengerti arti,
Bisik sayupan memanggil mu,
Dekap pelukan menantimu,
Kasih mu kehangatan hidup ku,
Ketulusanmu mempercayaiku,
Redup sayu ku kan menggambarkan paras mu,
Debaran rasa membangun jiwa,
Niatan ku tujukan,
Esok lembaran beda cerita,
Menyambut dengan pasti,
Merangkai harap diri,
Tak ku sadari waktu terus bergeser,
                                    Malam ini mengukir hidupku,
                                           Hingga pagi menyapa,,